Baca selengkapnya
Batik yang diwarnai menggunakan pewarna kimiawi akan sangat mencemari lingkungan. Pewarna yang sudah tidak lagi konsentrat (mineral berharga yang dipisahkan dari bijih setelah melalui pengolahan tertentu) yang dibuang oleh para pengrajin akan menjadi limbah yang mencemari lingkungan sekitar, terutama air.
Hal ini sangat berbeda bila para pengrajin batik menggunakan pewarna yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Pewarna yang terbuat dari tumbuhan bisa dipakai sampai nol. Maksudnya adalah pewarna alami memiliki konsentrat warna yang stabil, sehingga pewarna itu bisa dipakai sampai habis. Dan sisa limbah padatnya yang berupa hasil rebusan bisa digunakan kembali sebagai pupuk kompos. “Karena sifatnya alami, maka limbah padat dari rebusan tumbuhan itu bisa dipakai sebagai pupuk kompos,”.Dengan demikian dimungkinkan mengembangkan produk budaya yang berbasis lingkungan.
Pewarna alami tersebut terbuat dari berbagai bagian tumbuhan, seperti kulit, daging buah, dan daun. Beberapa bahan yang digunakan antara lain daun rambutan, daun indigofera, daun duren, kulit jengkol, kulit rambutan, kulit mangga, buah alpukat dan buah manggis. Secara kasat mata kain yang menggunakan pewarna alami memiliki warna-warna pastel – tidak mencolok. Berikut ini cara membuat pewarna alami untuk batik:
1. Potong bagian tumbuhan menjadi ukuran kecil-kecil (Untuk yang berwujud daun bisa juga diblender).
2. Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam panci dengan perbandingan 1 kilogram bagian tumbuhan: 10 liter air.
3. Rebus sampai mendidih, lalu diamkan dengan api kecil hingga volume air menjadi setengahnya. Sebagai indikasi bahwa pigmen warna yang ada dalam tumbuhan telah keluar ditunjukkan dengan air setelah perebusan menjadi berwarna. Jika larutan tetap bening berarti tanaman tersebut hampir dipastikan tidak mengandung pigmen warna.
4. Hasil rebusan itu kemudian disaring dengan kain kasa, lalu didiamkan minimal semalaman, Simpan di ember plastik atau ember/panci stainless (hindari yang berbahan aluminium atau besi, akan mempengaruhi warna).
5. Larutan ekstrak hasil penyaringan ini telah siap menjadi pewarna alami.
Pewarna alam ini bisa langsung dipakai untuk membuat batik tulis
** Catatan:
Pewarna alam akan menempel dengan hasil warna sangat bagus di kain sutera, wool, katun-sutra. Cenderung soft, pastel, di kain berbahan katun (mori primissima, mori prima), blacu.
Berikut Tumbuhan yang biasa digunakan untuk pewarna alami