Baca selengkapnya
Batik Nusantara ternyata sangatlah beragam, selama ini hanya kota- kota
seperti Solo, Pekalongan atau Jogja saja yang dianggap memiliki batik
peninggalan leluhur. Ternyata kota seperti Indramayu juga memiliki batik
sendiri. Kota ini ternyata juga terkenal dengan batiknya, misalnya
batik yang terkenal di Indramayu adalah batik Paoman, batik ini berasal
dari daerah Paoman yang berada di sekitar Indramayu.
Indramayu merupakan wilayah pesisir yang banyak memiliki kekayaan budaya. Pengaruh budaya luar sangat mempengaruhi dalam pemberian corak batik Indramayu, terutama pengaruh dari China dan Arab. Masyarakat Indramayu sangat terbuka dalam menerima pengaruh budaya dari luar dengan bersikap luwes dan menyesuaikan dengan nilai-nilai budaya lokal Indramayu. Selain karena pengaruh budaya Cina yang kuat, batik indramayu juga dipengaruhi unsur bidaya Islam yang ditunjukkan pada beberapa corak batik Indramayu, antara lain corak batik kaligrafi dan Sawat yang bentuk motifnya juga dipengaruhi campuran budaya Hindu-Jawa. Beberapa pola geometris juga menunjukkan secara gamblang bahwa terjadi akulturasi budaya Cina dan Islam pada motif batik Si Juring (motif geometris yang berulang), motif batik Pintu Raja, dan motif batik Kembang Kapas.
Motif batik Indramayu umumnya menggambarkan suasana pesisir, misalnya motifnya bergambar seseorang nelayan yang sedang mencari ikan di laut.
Karakter lain dari baik Indramayu adalah batik bernuansa flora dan fauna. dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku.
Macam-macam motif batik Indramayu
Salah satu hasil karya cipta perajin batik Indramayu adalah Batik tulis Complongan, dengan ciri khas warna alami dengan motif lubang jarum yang sangat unik hingga membuat batik indramayu mulai berkibar di pasar lokal dan internasional, ditandai dengan permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Batik Complongan adalah salah satu teknik membatik dengan cara melubangi kain batik dengan deretan jarum membentuk pola tertentu yang menjadikan ciri khas batik tersebut.
Complongan berasal dari kata complong dalam bahasa Indramayu (Dermayon) yang berarti melubangi. Lubang dibuat dengan jarum diameter sekitar 0,5 milimeter.
Teknik ini dilakukan sebelum kain diwarnai atau setelah kain di-tembok dengan lilin. Tidak semua bagian kain dilubangi, hanya bagian tertentu yang telah di-tembok sesuai keinginan pembatiknya. Hasilnya berupa titik-titik kecil bak deretan semut yang mempercantik motif kain batik.
Alat complongan terbuat dari 20-30 mata jarum yang disusun beraturan, dijepit dua potong kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 2 cm dengan karet sebagai pengikat. Membuat complongan pada kain batik butuh waktu dua hingga empat hari, bergantung dari kerumitan motif batiknya.
Lubang-lubang halus itu akan menutup sendiri pada saat pewarnaan. Biasanya warna bintik-bintik halus mengikuti warna yang paling gelap atau warna terakhir dalam pewarnaan.
Teknik batik Complongan akan terus dilestarikan oleh para perajin batik di Indramayu, meski dalam pengerjaan batik tradisional ini membutuhkan kesabaran dan keterampilan juga menambah wawasan desain untuk mengikuti selera pasar dengan tetap mempertahankan ciri khas pantura yakni garis-garis pantai yang dikombinasikan dengan warna alami.
Lihat Budaya Batik Nusantara Lainnya
Motif batik complongan by.hedabatik |
Indramayu merupakan wilayah pesisir yang banyak memiliki kekayaan budaya. Pengaruh budaya luar sangat mempengaruhi dalam pemberian corak batik Indramayu, terutama pengaruh dari China dan Arab. Masyarakat Indramayu sangat terbuka dalam menerima pengaruh budaya dari luar dengan bersikap luwes dan menyesuaikan dengan nilai-nilai budaya lokal Indramayu. Selain karena pengaruh budaya Cina yang kuat, batik indramayu juga dipengaruhi unsur bidaya Islam yang ditunjukkan pada beberapa corak batik Indramayu, antara lain corak batik kaligrafi dan Sawat yang bentuk motifnya juga dipengaruhi campuran budaya Hindu-Jawa. Beberapa pola geometris juga menunjukkan secara gamblang bahwa terjadi akulturasi budaya Cina dan Islam pada motif batik Si Juring (motif geometris yang berulang), motif batik Pintu Raja, dan motif batik Kembang Kapas.
Motif batik Indramayu umumnya menggambarkan suasana pesisir, misalnya motifnya bergambar seseorang nelayan yang sedang mencari ikan di laut.
Karakter lain dari baik Indramayu adalah batik bernuansa flora dan fauna. dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku.
Macam-macam motif batik Indramayu
- Motif Etong
- Motif kapal terdampar
- Batik Motif Ganggeng
- Batik Motif Kembang Gunda
- Batik Motif Swastika
- Motif batik Merak Ngibing
- Motif Batik Kereta Kencana
Salah satu hasil karya cipta perajin batik Indramayu adalah Batik tulis Complongan, dengan ciri khas warna alami dengan motif lubang jarum yang sangat unik hingga membuat batik indramayu mulai berkibar di pasar lokal dan internasional, ditandai dengan permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Batik Complongan adalah salah satu teknik membatik dengan cara melubangi kain batik dengan deretan jarum membentuk pola tertentu yang menjadikan ciri khas batik tersebut.
Teknik ini dilakukan sebelum kain diwarnai atau setelah kain di-tembok dengan lilin. Tidak semua bagian kain dilubangi, hanya bagian tertentu yang telah di-tembok sesuai keinginan pembatiknya. Hasilnya berupa titik-titik kecil bak deretan semut yang mempercantik motif kain batik.
Alat complongan terbuat dari 20-30 mata jarum yang disusun beraturan, dijepit dua potong kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 2 cm dengan karet sebagai pengikat. Membuat complongan pada kain batik butuh waktu dua hingga empat hari, bergantung dari kerumitan motif batiknya.
Alat complongan batik Indramayu |
Teknik batik Complongan akan terus dilestarikan oleh para perajin batik di Indramayu, meski dalam pengerjaan batik tradisional ini membutuhkan kesabaran dan keterampilan juga menambah wawasan desain untuk mengikuti selera pasar dengan tetap mempertahankan ciri khas pantura yakni garis-garis pantai yang dikombinasikan dengan warna alami.
Lihat Budaya Batik Nusantara Lainnya